Senin, 01 Oktober 2012

Haruskah?

Posted by Amirush Shaffa Fauzia at 14.37


Bertemu untuk berpisah, atau bertemu untuk bersama?
Kita dipertemukan untuk dipisahkan, atau kita dipertemukan untuk bersama?

Kau tahu, mengapa Tuhan memperkenalkan kalian? Mengapa Tuhan mempertemukan kalian? Mengapa Tuhan memberikan rasa yang berbeda di antara kalian? Dan mengapa Tuhan menakdirkan kalian untuk saling berhadapan sekarang?

Padahal sebelum ini, kalian saling acuh. Tak saling bertatap, tak saling berjabat tangan, tak saling tersenyum, dan tak saling mengenal satu sama lain.

Kalian bertemu, saling mengenal, saling bercerita, saling berbagi, saling diam, dan saling... jatuh cinta.

Merasakan segala rasa bersama, menerima kenyataan bersama, menghadapi dunia bersama. Melewati waktu bersama menghadapi rintang dalam hening. Bertahan dalam perih, bersama dalam bahagia. Pahit bersama, manis bersama. Genggaman tangan itu menguatkan langkah yang sering terjatuh, langkah yang sempat terhambat, dan langkah yang sempat terluka.

Namun kini, haruskah kata ‘perpisahan’ menjadi jalan akhir dari sebuah perjalanan? Perjalanan yang belum, atau mungkin yang takkan berakhir?
Haruskah semuanya berakhir?
Haruskah semua berlalu bersama angin? Haruskah berakhir bersama ombak yang pernah menjadi saksi janji suci?

Haruskah? Haruskah jalan perpisahan ditempuh dalam hati yang tak dapat dipisahkan?
Pejamkan matamu, selami hatimu…
Ingatkah kau ketika pertama kali bertemu dengannya?
Ingatkah ketika kalian saling mengenal?
Ketika saling bercerita, ketika saling berbagi, ketika tersenyum ketika menemukan banyak hal yang sama dalam diri kalian?
Ingatkah saat saling mencuri pandang? Saat debar jantung lebih cepat ketika saling bertemu?
Ingatkah ketika mulai merindukannya dan tak tenang saat jauh darinya?
Ingatkah saat kau diam, berlutut, dan memohon pada Tuhan untuk memilikinya?
Ingatkah saat Tuhan mengabulkan permintaanmu, dan berjanji dengan saksi indah di bawah sinar rembulan? Ingatkah ketika kau menghapus air mata bahagianya?

Dan kini, kau membiarkan air mata dengan meninggalkan luka yang dalam, membiarkannya berjalan sendiri dalam gelap, mengacuhkan rasa yang pernah hadir dan mengisi hidup yang pernah tak berarti.
Ingatlah ketika kau jatuh cinta padanya mengalahkan rasa apapun yang pernah ada.
Tak ingatkah kau pada ikrar ketika saling mencintai?
Sadarkah kau? Air mata terjatuh pada orang-orang yang tak menginginkan kalian berpisah. Mereka, mereka tak yakin. Tak yakin kau dapat berdiri sendiri, maupun dirinya. Kalian saling menguatkan, dan selalu hampa tanpa salah satunya.

Ketidaksetiaan menghancurkan segala mimpi yang kalian bangun bersama.
Kau. Mengapa kau berani berkomitmen jika kau berani berkhianat? Mengapa kau berani berjanji jika akhirnya harus diingkari? Mengapa kau berani mencintai jika hanya untuk menyakiti? Mengapa kau berani mengukir cinta jika masih menggoreskan luka?
Kau berani berkomitmen, berarti kau berani menjaga sebuah kepercayaan. Kau berani berjanji, kau mampu untuk tak mengingkari. Kau berani meminta dirinya pada Tuhan, kau berani menjaganya. Dan kau berjanji mencintainya, berarti kau mampu untuk menjaga hatinya.

Kerikil kecil dan badai besar akan selalu ada, perbedaan selalu terjadi, rasa ketidak cocokan selalu menghantui, dan ego yang selalu menabrakkan diri. Namun sadarkah kalian? Tuhan memberikan segala rasa untuk tetap mempersatukan kalian dalam keadaan apapun. Semakin banyak rintang yang kalian hadapi, semakin kuat pula rasa memiliki yang kalian yakini. Kepercayaan penuh, kepercayaan yang tetap teguh, kepercayaan yang takkan termakan oleh waktu.

Kau dan dia bukan menjadi dua kata yang saling terpisah, namun satu. Menjadi kalian.
Sadarlah, Tuhan mempertemukan kalian bukan untuk alasan yang kosong. Kalian dipertemukan untuk bersatu, bukan untuk berpisah.

Tuhan menciptakan wanita dari tulang rusuk pria, dan pria yang kehilangan satu tulang rusuknya untuk menciptakan makhluk pasangannya. Takkan berpisah, takkan terpisah.
Kalian. Sepasang manusia yang Tuhan ciptakan dengan penuh cinta.


Amirush Shaffa Fauzia
121001
Teruntuk kalian, kedua sahabat yang selalu aku cintai.


0 comments:

Posting Komentar

 

Amirush Shaffa Fauzia Copyright © 2012 Design by Sandi Hidayat