Halo! Gimana kabarnya? Setelah ratusan purnama
gak buka blog karena alasan tersampah yang pernah ada di dunia ini: sibuk
kuliah, lalu sibuk berkegiatan, lalu setelah lulus (malah) sibuk kerja.
Akhirnya, aku kembali membuka hati untuk menulis di sini. Selama ini,
tulisan-tulisanku aku endapkan di notes HP
atau di buku catatan harian sapi, bersebelahan dengan jadwal-jadwal harianku.
Cukup di sana. Tapi, lama-kelamaan aku sadar kalau hidup itu bukan cuma untuk
kita sendiri. Siapa tau—iya, siapa tau ada “sesuatu” yang berguna atau ada
sedikit manfaat yang bisa diambil ketika membaca tulisanku. Karena kita gak
pernah tau dari mana, oleh siapa, kapan, “sesuatu” itu hadir dan dapat
menyadarkan diri. Who knows?
Iya,
tulisan kali ini gak akan formal kok. Bakal lebih santai. Juga gak bakal jadi
tulisan yang terlalu baku. Pokoknya,
bakal lebih rileks. Di tulisan ini,
aku bakal coba sharing tentang
kehidupan yang tentunya bukan tentang aku atau kamu aja. Tapi tentang siapapun.
Karena dunia ini bukan cuma punya aku atau kamu aja, kan? Tentunya, tujuannya
untuk berbagi. Dan kalau ada yang sedang mengalami hal terburuk, atau sedang
berada di fase terpuruk, biar kamu ngerti; bahwa kamu gak sendiri.
Sendiri
itu berat. Apalagi merasa sendiri. Jadi, sini. Ada aku di sini. Ya maksudnya
gak cuma aku. Tapi banyak yang sayang sama kamu, gitu.
Bahwa "Aku tidak baik-baik saja" adalah bukti bahwa kamu merasakan pahit sebelum manis. And it's okay not to be okay, dear.
Kenapa
judulnya (Mencoba) Menyembuhkan?
Karena, tulisan ini nantinya akan menjadi series
yang mengangkat kisah-kisah yang mungkin bisa jadi obat untuk kisah lain.
Hmm… bingung? iya, gak apa-apa gak ngerti juga. Pelan-pelan aja. Nanti juga
paham.
Kenapa
mencoba-nya harus pake kurung? Kenapa
mesti mencoba untuk menyembuhkan? Kenapa gak pake kata yang lain? Kenapa?
Kenapa? Kenapaaaaaaaaaaaaaaa???????????
Mencoba.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, termasuk ke dalam Verba; kata kerja
yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan. Mencoba adalah mengerjakan
(berbuat) sesuatu untuk mengetahui keadaan. Mencoba adalah berusaha melakukan (berbuat) sesuatu.
Mencoba adalah kita, di sini, untuk menyembuhkan.
Menyembuhkan.
Sama, termasuk ke dalam verba yang artinya menjadikan sembuh; mengobati
dan sebagainya supaya sembuh. Kita tahu, Yang Maha Menyembuhkan adalah Yang
Maha Kuasa. Tetapi, untuk sampai ke sana, kita mesti memiliki usaha untuk
mencapainya.
Dengan apa? Dengan mencoba.
(Mencoba) menyembuhkan apa? Siapa? Untuk
apa? Kenapa?
Penjelasan singkat di atas belum
mewakili apa yang aku maksud, sebenarnya. Tapi aku yakin suatu saat kamu, iya
kamu, siapapun yang baca ini, bakal ngerti seiring waktu. Seiring kamu benar-benar
“baca” tentang seri demi seri ini, kamu bakal menemukan apa yang aku maksud.
Dan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab, suatu saat nanti akan menemukan
rumahnya sendiri meski tanpa dicari. Semoga niat baiknya sampai, ya.
Semua orang punya perspektif atau
sudut pandangnya masing-masing dalam menghadapi banyak hal. Semakin kita
terbuka, semakin besar pula kemungkinan kita untuk sembuh. Karena terkadang,
memendam amarah atau emosi itu lama-lama akan menyakitkan. Dan bukan hanya
memutar di pikiran saja, lama-lama akan menjalar pula ke kesehatan fisik. Maka
dari itu, mari… lebih baik, dibicarakan. Tidak mau? Tenang, masih bisa
dituliskan. Dengan cara apapun, tujuannya tetap sama, semua adalah upaya untuk
menyembuhkan.
Jadi, sudah seberapa jauh kamu berjalan untuk (mencoba) menyembuhkan?
0 comments:
Posting Komentar